Rabu, 05 Maret 2014

Hukum Perbandingan Volume (Hukum Gay Lussac)

Pada awalnya para ilmuwan menemukan bahwa, gas Hidrogen dapat bereaksi dengan gas Oksigen membentuk air. Perbandingan volume gas Hidrogen dan Oksigen dalam reaksi tersebut adalah tetap, yakni 2 : 1.
Kemudian Joseph Gay Lussac seorang ahli kimia Prancis, tahun 1808 melakukan percobaan tentang volume gas-gas dalam reaksi Kimia. Berdasarkan hasil percobaannya, Gay Lussac memberikan kesimpulan sebagai berikut : “ Volume gas-gas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi berbanding sebagai bilangan bulat yang sederhana bila diukur pada suhu dan tekanan yang sama “ Dikenal dengan Hukum Perbandingan/ Penggabungan Volume atau Hukum Gay Lussac (1808)
Menurut Gay Lussac 2 volume gas Hidrogen bereaksi dengan 1 volume gas Oksigen membentuk 2 volume uap air. Pada reaksi pembentukan uap air, agar reaksi sempurna, untuk setiap 2 volume gas Hidrogen diperlukan 1 volume gas Oksigen, menghasilkan 2 volume uap air.
“ Semua gas yang direaksikan dengan hasil reaksi, diukur pada suhu dan rekanan yang sama atau (T.P) sama.”
Untuk lebih memahami Hukum perbandingan volume, Anda perhatikan, data hasil percobaan berkenaan dengan volume gas yang bereaksi pada suhu dan tekanan yang sama.
Data hasil percobaan adalah sebagai berikut :
Berdasarkan data percobaan pada tabel di atas, perbandingan volume gas yang bereaksi dan hasil reaksi, ternyata berbanding sebagai bilangan bulat. Data percobaan tersebut sesuai dengan Hukum perbandingan volume atau dikenal dengan Hukum Gay Lussac bahwa :
Pada suhu dan tekanan yang sama perbandingan volume gas-gas yang bereaksi dan hasil reaksi berbanding sebagai bilangan bulat
Secara matematis dapat dinyatakan 
atau 
dimana:
P adalah tekanan gas.
T adalah temperatur gas (dalam Kelvin).
k adalah sebuah konstanta.
Hukum ini dapat dibuktikan melalui teori kinetik gas, karena temperatur adalah ukuran rata-rata energi kinetik, dimana jika energi kinetik gas meningkat, maka partikel-partikel gas akan bertumbukan dengan dinding/wadah lebih cepat, sehingga meningkatkan tekanan.
Hukum Gay-Lussac dapat dituliskan sebagai perbandingan dua gas:



Contoh :
N2(g) +  3 H2(g) →  2 NH3(g)
Perbandingan volume gas sama dengan perbandingan koefisien reaksinya. Hal ini berarti, setiap 1 mL gas N2 tepat bereaksi dengan 3 mL gas H2 membentuk 2 mL gas NH3. Dengan demikian, untuk memperoleh 50 L gas NH3, dibutuhkan 25 L gas N2 dan 75 L gas H2.
CO(g) +  H2O(g) →  CO2(g) +  H2(g)
Perbandingan volume gas sama dengan perbandingan koefisien reaksinya. Hal ini berarti, setiap 1 mL gas CO tepat bereaksi dengan 1 mL gas H2O membentuk 1 mL gas CO2 dan 1 mL gas H2. Dengan demikian, sebanyak 4 L gas CO membutuhkan 4 L gas H2O untuk membentuk 4 L gas CO2 dan 4 L gas H2.

Tata Nama senyawa Kimia

Pendahuluan
Setiap senyawa perlu mempunyai nama spesifik. Seperti halnya penamaa unsur, pada mulanya penamaan senyawa didasarkan pada berbagai hal, seperti nama tempat, nama orang, atau sifat tertentu dari senyawa yang bersangkutan.
Dewasa ini, jutaan senyawa telah dikenal dan tiap tahun ditemukan ribuan senyawa baru, sehingga diperlukan cara untuk pemberian nama. Oleh karena itu mustahil bagi kita untuk menghapalkan jutaan nama dan setiap nama berdiri sendiri, tanpa kaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam sistem penamaan yang digunakan sekarang, nama senyawa didasarkan pada rumus kimianya. Kita akan membahas cara penamaan senyawa yang terdiri dari dua dan tiga jenis unsur.
Tata nama Senyawa Anorganik
Tata Nama Senyawa Anorganik yang dipelajari pada pokok bahasan ini adalah:
1. Tata nama senyawa Biner
2. Tata nama senyawa Ion
3. Tata nama senyawa Terner

Senyawa Biner
TATA NAMA SENYAWA BINER

a. Logam + Non Logam
1. Penaman senyawa biner mengikuti urutan berikut :
Bi – Si – As – C – P – N – H – S – I – Br – Cl – O – F
2. Tuliskan nama unsur logam tanpa modifikasi apa pun, kemudian diikuti nama unsur non logam dengan akhiran "ida".
Contoh : NaCl = Natrium klorida
3. Unsur - unsur logam dengan bilangan oksidasi lebih dari satu jenis, maka bilangan oksidasinya ditulis dengan angka romawi.
Contoh : CrO = Kromium (II) oksida

b. Non Logam + Non Logam
1. Satu Jenis Senyawa
Cara penulisan rumus dan senyawanya yaitu dengan menuliskan terlebih dahulu unsur dengan bilangan oksidasi positif baru kemudian diikuti unsur dengan bilangan oksidasi negatif + ida.
Contoh : HCl = Hidrogen klorida
H2S = Hidrogen sulfida
2. Lebih dari Satu Jenis Senyawa
Cara penulisan rumus dan senyawanya yaitu dengan menuliskan terlebih dahulu unsur dengan bilangan oksidasi positif diikuti unsur dengan awalan mono / di / tri...../ deka dan akhiran "ida".
Contoh : CO2 = Karbon dioksida
NO2 = Nitrogen dioksida
TATA NAMA SENYAWA ION
Senyawa ion terdiri atas suatu kation dan suatu anion. Kation umumnya adalah ion logam sedangkan anion dapat berupa anion non logam. Berikut ini beberapa contoh senyawa ion.
Kation
Anion
Rumus Senyawa Ion
Na+
Cl-
NaCl
K+
OH-
KOH
Na+
SO42-
Na2SO4

Beberapa Jenis Kation

No
Rumus
Nama ion
1.
Na+
Natrium
2.
K+
Kalium
3.
Mg2+
Magnesium
4.
Ca2+
Kalsium
5.
Ba2+
Barium

Beberapa Jenis Anion
No
Rumus
Nama ion
1
OH-
Hidroksida
2
O2-
Oksida
3
F-
Fluorida
4
Cl-
Klorida
5
PO43-
Fosfat
TATA NAMA SENYAWA TERNER
Senyawa terner sederhana meliputi asam, basa, dan garam. Asam, basa, dan garam adalah tiga kelompok senyawa yang paling terkait satu dengan yang lain. Reaksi asam dengan basa menghasilkan garam.

a. Tata Nama Asam
Rumus asam terdiri atas atom hidrogen dan suatu anion yang di sebut sisa asam. Akan tetapi perlu diingat bahwa asam adalah senyawa molekul, bukan senyawa ion.
Contoh : H3PO4
Nama asam : asam fosfat
Rumus sisa asam : PO43-

b. Tata Nama Basa
Basa adalah zat yang didalam air dapat menghasilkan ion OH-. Pada umumnya basa adalah senyawa ion yang terdiri dari kation logam dan anion OH-. Nama basa sama dengan nama kationnya yang diikuti kata hidroksida.
Contoh : NaOH (Natrium Hidroksida)
Ca(OH)2 (Kalsium Hidroksida)

c. Tata Nama Garam Garam adalah senyawa ion yang terdiri dari kation basa dan anion sisa asam. Rumus dan penamaannya sama dengan senyawa ion.

Kation
Anion
Rumus Garam
Nama Garam
Na+
NO3-
NaNo3
Natrium Nitrat
Ca2+
NO3-
Ca(NO3)2
Kalsium Nitrat
Al3+
SO4-
Al2(SO4)3
Aluminium Sulfat
Cu2+
S2-
CuS
Tembaga (II) sulfida
TATA NAMA SENYAWA ORGANIK
Senyawa organik adalah senyawa - senyawa karbon dengan sifat - sifat tertentu. Senyawa organik mempunyai tata nama khusus. Selain nama sistematis, banyak senyawa organik mempunyai nama lazim atau nama dagang.
Beberapa di antaranya berikut ini :
  1. CH4
  2. CO(NH2)2
  3. CH3COOH
  4. C6H12O6
  5. C12H22O11
Jumlah senyawa organik sangat banyak dan tata nama senyawa organnik lebih kompleks karena tidak dapat ditentukan dari rumus kimianya saja tetapi dari rumus struktur dan gugus fungsinya. Disini hanya dibahas tata nama senyawa organik yang sedehana saja.
Rangkuman materi berikut adalah :Pilihan Ganda
1. Bagaimana rumus molekul Argentonitrit
a. Ag2NO2
b.AgNO2
c. AgNO3
d. AgNO

2. NaHCO3 mempunyai nama ...
a. Sodium Karbonil
b. Natrium Karbonat
c.Natrium Karbonat Trioksida
d. Natrium Hidrogen Karb

Lingkarilah pilihan jawaban benar pada tempat yang telah disediakan sebelah huruf a, b, c, d dan e
1. Rumus molekul etanol, glukosa, dan karbon dioksida berturut-turut adalah....

a. C2H6O, C6H12O6, CO2
b. C2H5OH, C6H12O6, 2CO
c. C2H6O, C5H11O5, CO2
d. C2H5OH, C6H12O6, CO2
e. C2H5OH, C6H6O6, CO2

2. Diketahui ion-ion Fe2+, Al3+, NO3-, PO43-, dan SO42- maka rumus kimia yang benar adalah ...

a. Fe3(SO4)2
b. Fe2PO4
c. (NH)3(NO)4
d. Al2 (SO4)3
e. Al3 (NO3)

3. Rumus kimia senyawa Kalsium Fosfat adalah ...

a. K3PO4
b. CaPO4
c. Ca3 (PO4)2
d. Ca2(PO4)3
e. CaF2

4. Nama yang tepat untuk senyawa FeS3 adalah ...

a. besi (III) sulfida
b. besi (III) sulfat
c. besi sulfat
d. besi sulfat
e. besi sulfit

5. Rumus kimia Aluminium sulfat adalah ...

a. Al2 (SO3)
b. Al (SO4)3
c. Al2 (SO3)2
d. Al2 (SO4)3
e. AlSO4

6. Nama ion- ion NH4+, Br-, NO3-, CrO42- berturut- turut adalah ...

a. nitrogen, bromida, nitrit, kromat
b. amonium, bromida, nitrat, kromat
c. amonium, bromida, nitrit, kromat
d. nitrogen, bromida, nitrat, dikromat
e. amonium, bromida, nitrat, dikromat

7. Bilangan yang menyatakan perbandingan paling sederhana zat-zat yang terlibat dalam reaksi disebut...

a. angka indeks
b. bilangan bulat
c. pengali
d. koefisien reaksi
e. Variabel reaksi

8. Nama yang tidak sesuai untuk rumus kimia zat berikut adalah...

a. N2O4 = dinitrogen tetraoksida
b. SnO = timah (II) oksida
c. CHI3 = iodoform
d. HCHO = formaldehida
e. CH3COH3 = alkohol

9. Senyawa yang hanya terdiri dari gabungan dua buah atom unsur disebut senyawa...

a. asam
b. basa
c. garam
d. biner
e. terner

10. berdasarkan sistem STOCK pada senyawa biner SnO dinamakan ....

a. stannooksida
b. stanum (II) oksida
c. stanioksida
d.stanum (IV) oksida
e. stanno dioksida

Sistem Penerangan Kendaraan

1. Definisi Sistem Penerangan
Sistem Penerangan adalah instalasi dari berbagai rangkaian penerangan pada kendaraan atau semua sistem kelistrikan pada bodi kendaraan yang bertujuan untuk menjamin keamanan dan kenikmatan saat berkendara.

2. Fungsi Sistem Penerangan
Fungsi sistem penerangan adalah sebagai penerangan pada kendaraan untuk memberikan tanda-tanda kepada pengendara lain misalnya pada saat akan membelok maupun akan berhenti sehingga pengendara lain lebih aman. Selain itu, juga untuk memberikan indikator pada pengendara contoh lampu tanda belok kanan atau kiri sudah menyala, kondisi bahan bakar masih banyak atau sudah habis dan lain-lain, disamping itu juga untuk menambah kenikmatan saat berkendara.

3. Komponen Pembentuk Sistem Penerangan (Wiring Diagram)
   Komponen Utama Pembentuk Wiring Diagram Antara Lain:
a. Baterai
Baterai berfungsi sebagai sumber energi listrik rangkaian.
Umumnya baterai pada kendaraan mempunyai tegangan 12 Volt 

b. Fuse
Fuse berfungsi sebagai pengaman rangkaian dan komponen dari beban lebih / arus lebih.
 

c. Saklar / Switch
Saklar berfungsi untuk memutus dan menghubungkan arus atau mengendalikan rangkaian.


d. Load
Load yaitu pengguna energi listrik kemudian diubah ke energi lain. Misalnya energi listrik menjadi energi cahaya yaitu lampu, energi listrik menjadi energi bunyi yaitu klakson ,dsb

e. Kabel
Kabel berfungsi untuk menghubungkan antar komponen dan mengalirkan arus listrik.

f. Massa
Massa berfungsi untuk menghubungkan antar komponen dengan negatif baterai.
 

    Komponen Bantu Pembentuk Wiring Diagram Antara Lain:
a. Konektor
Konektor berfungsi sebagai penyambung antar kabel.

b. Sepatu Kabel
Sepatu kabel berfungsi sebagai penyambung antar kabel dengan komponen.


c. Baut Massa
Baut Massa berfungsi untuk menghubungkan kabel negatif dengan body kendaraan.

d. Pelindung Komponen
Pelindung Komponen berfungsi untuk melindungi komponen dari kerusakan atau hubungsingkat / kongslet.

    Komponen Tambahan Dalam Wiring Diagram Antara Lain:
a. Relay
Relay adalah sebuah saklar elektronik yang dapat dikendalikan dari rangkaian elektronik lainnya.
 
Macam macam Relay:
a. Relay 4 Kaki Normaly Open.
b. Relay 4 Kaki Normaly Closed.
c. Relay Double Throw.
 

b. Flasher Unit
Flasher Unit digunakan untuk mengedipkan lampu tanda belok dan lampu hazard secara interval.
Flasher Unit ada dua jenis yaitu:
    Jenis Electronic
Flasher ini terbuat dari rangkaian electronic / semiconductor.
    Jenis Bimetal
    Flasher ini terbuat dari bimetal.


c. Saklar Kombinasi
Saklar kombinasi yaitu saklar yang mengendalikan instalasi penerangan dan tanda pada kendaraan bermotor. Instalasi tersebut adalah:
•    Kelompok lampu kota, tail lamp, plat nomor, dan iluminasi.
•    Kelompok lampu kepala, blitz, dan indikator lampu jauh.
•    Kelompok lampu hazard, sein, dan indikator lampu sein.
•    Klakson.
•    Wiper dan Washer.
Macam Macam Saklar Kombinasi:
1.    Saklar Kombinasi yang Mengendalikan Lampu Kota dan Lampu Kepala
 
keterangan:
B/30 = Terminal yang dihubungkan dengan positif baterai.
OFF = Saklar tidak beroperasi.
58     = Terminal yang dihubungkan dengan kelompok   lampu kota.
56    =Terminal yang dihubungkan dengan terminal 56 sakelar dimmer.

2.    Saklar Dimmer dan Blitz.
Saklar dimmer mengendalikan lampu kepala jauh atau pendek. Sedangkan sakelar blitz mengendalikan lampu blitz (tembak).
 
keterangan:
B / 30 = Terminal untuk lampu blitz yang disambungkan dengan positif baterai.
56      = Terminal yang dihubungkan dengan terminal 56 sakelar kombinasi.
Hi / u = Terminal yang dihubungkan dengan lampu kepala jarak jauh.
Lo     = Terminal yang dihubungkan dengan lampu kepala jarak dekat.

Lampu kepala dikendalikan oleh dua saklar yaitu saklar kombinasi dan saklar dimmer. Sedangkan Lampu blitz dapat dioperasikan kapan saja tanpa harus menyalakan lampu lain.

3.    Saklar Lampu Hazard dan Sein.
 
keterangan:
30 = Terminal lampu hazard dihubungkan dengan positif baterai tanpa melalui main switch.
15 = Terminal lampu sein dihubungkan dengan positif baterai melalui main switch.
 X = Terminal yang dihubungkan dengan terminal X Flasher Unit.
L = Terminal yang dihubungkan dengan terminal L Flasher Unit.
Left = Terminal yang dihubungkan dengan lampu sein dan indicator sein kiri.
Right = Terminal yang dihubungkan dengan lampu sein dan indicator sein kanan.

Jika saklar hazard ON maka SEIN tidak bisa beroperasi.

4.     Saklar Klakson (Horn)
Saklar yang berfungsi untuk mengendalikan klakson. Saklar ini merupakan pengendali negatif dengan jenis sakelar tekan.
 
keterangan:
54 = Terminal yang dihubungkan dengan terminal Relay no.86.
31 = Terminal yang dihubungkan dengan Massa.

d. Main Switch
Main Switch ( saklar utama ) disebut juga dengan switch kontak / ignition switch.

keterangan:
B      = Terminal yang dihubungkan dengan positif baterai.
ACC = Terminal acecoris.
IG    = Terminal ignition / pengapian.
ST   = Terminal Starter.

Hubungan Antar Terminal Pada Main Switch:


4. Rangkaian Sistem Penerangan
a. Lampu Rem
 
b. Lampu Mundur
 
c. Klakson ( Horn )
 
d. Lampu Kota
 
e. Lampu Kepala


f. Lampu Hazard dan Sein

5. Analisa Gangguan Sistem Penerangan
Berikut ini beberapa gangguan yang sering terjadi pada sistem penerangan:
a.    Sumber tegangan berkurang, penyebabnya:
•    Habis.
•    Drop tegangan.
b.    Open circuit, penyebabnya:
•    Kabel putus.
•    Sambungan kendor.
c.    Over load, penyebabnya:
•    Pemakaian daya yang berlebihan.
•    Konsleting.
d.    Komponen rusak.
e.    Kesalahan rangkaian.

Untuk mendeteksi gangguan-gangguan diatas dibutuhkan alat diantaranya:
a.    Avometer (Multimeter).
b.    Test Lamp (Test Light).
c.    Jumper Wire.

Sistem Pemindah Tenaga

Sistem pemindah tenaga juga dapat disebut sistem pemindah daya (power train), merupakan sebuah mekanisme yang memindahkan tenaga dari mesin ke roda. Sistem pemindah tenaga menurut letak mesinnya dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu (Suratman, 2001) :
             1.     Mesin depan penggerak belakang (front engine rear drive).
             2.     Mesin depan penggerak depan (front engine front drive).
             3.     Mesin belakang penggerak belakang (rear engine rear drive).
             4.     Mesin depan penggerak empat roda (four wheel drive).
Sistem pemindah tenaga yang terdapat dalam mesin terbagi menjadi beberapa bagian yaitu :
             1.     Kopling
Kopling terletak diantara putaran dari mesin yang menuju transmisi. Selain itu kopling juga digunakan  untuk memperhalus perpindahan roda gigi transmisi (Toyota Astra Motor, 1995).
Dari uraian di atas untuk memaksimalkan fungsi kopling, maka kopling harus dapat memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a.    Kopling harus dapat menghubungkan mesin dengan transmisi secara lembut.
b.    Kopling harus dapat membebaskan hubungan dari transmisi dengan sempurna dan cepat.
c.    Pada saat menghubungkan ke transmisi, kopling harus dapat memindahkan tenaga tanpa terjadi slip.
             2.     Transmisi
Berfungsi sebagai pengatur besar-kecilnya output tenaga mesin sesuai dengan kondisi perjalanan. Transmisi digunakan untuk mengubah tenaga mesin menjadi momen sesuai dengan kondisi perjalanan ataupun saat kendaraan harus berjalan mundur.
Terdapat dua jenis transmisi yang digunakan pada kendaraan yaitu transmisi manual dan transmisi otomatis. Transmisi manual mengatur besar kecilnya tenaga yang keluar menuju roda menggunakan roda gigi transmisi. Sedangkan transmisi otomatis dalam pemindahan tenaga salah satunya menggunakan torque converter, planetary gear, dan hydraulic control unit (Toyota Astra Motor, 1995).
             3.     Propeller shaft
Propeller shaft pada kendaraan penggerak belakang berfungsi menyalurkan output tenaga dari transmisi menuju differential. Propeller shaft dibuat dari baja yang memiliki ketahanan terhadap daya bengkok maupun puntiran. Propeller shaft ada dua tipe yaitu (Toyota Astra Motor, 1995):
a.    2-joint type propeller shaft, propeller yang hanya menggunakan u-joint pada kedua ujung propeller.
b.    3-joint type propeller shaft, propeller yang menggunakan u-joint pada kedua ujung propeller dan terdapat center bearing  di tengah propeller.
Univesal joint atau u-joint digunakan untuk meredam perubahan sudut untuk memperhalus perpindahan tenaga dari transmisi ke differential. U-joint terdapat dua tipe :
a.    U-joint tipe solid bearing cup
b.    U-joint tipe shell bearing cup
             4.     Differential
Differential berfungsi memindahkan dan membagi tenaga ke roda ketika berjalan lurus maupun ketika berbelok. Differential terbagi menjadi dua bagian yaitu final gear dan differential gear yang berfungsi sebagai berikut (Toyota Astra Motor, 1995) :
a.    Final gear, berfungsi memperbesar momen yang masuk dalam differential. Final gear  terdiri dari drive pinion dan ring gear. Final gear ini mempunyai dua tipe yaitu :
1)      Tipe hypoid bevel gear, yang memiliki persinggunan roda gigi yang besar dan bekerja sangat halus. Tipe ini biasa digunakan untuk kendaraan penggerak roda belakang.
2)      Tipe helical gear, pada tipe ini antara ring gear dan drive pinion selalu bersinggungan pada lokasi yang sama. Helical gear dapat memindahkan momen dengan sangat lembut serta getaran dan bunyi yang dihasilkan sangat halus. Tipe ini biasa digunakan pada kendaraan penggerak roda depan.
b.    Differential gear, berfungsi untuk menghasilkan kecepatan putaran roda yang berbeda saat kendaraan berganti arah. Differential gear terdiri dari differential pinion dan side gear yang berkaitan dengan axle.
Differential tediri dari dua macam yaitu konvensional differential dan limited-slip differential. Perbedaan yang terdapat pada jenis differential dapat diketahui dari konstruksi dan komponen yang digunakan pada differential. Komponen yang terdapat dalam differential konvensional terdiri dari drive pinion, ring gear, differential case, differential pinion, differential pinion shaft, dan side gear.
Limited-slip differential merupakan jenis differential yang berfungsi untuk mengurangi kerugian tenaga pada roda akibat terjadinya wheel-spin. Limited-slip differential mempunyai dua macam karekteristik yaitu Limited-slip differential sensitif dengan torsi dan Limited-slip differential sensitif dengan kecepatan. Berdasarkan mekanismenya Limited-slip differential terbagi menjadi tiga tipe, Limited-slip differential tipe Viscous, Limited-slip differential tipe Clutch dan Limited-slip differential tipe Gearing/full mechanical disebut juga torsen differential (Ilhamandhi, 2010).
a.    Limited-slip differential tipe viscous
Limited-slip differential tipe ini nyaman apabila dipergunakan untuk harian, karena menggunakan fluida/oli. Limited-slip differential ini saat salah satu roda mendapat kelebihan torsi (traksi pada roda kecil), oli akan mengental dan menimbulkan efek mengunci pada roda tersebut sehingga tenaga disalurkan ke roda lainnya. Kelemahan dari Limited-slip differential tipe viscous terletak pada kemampuan untuk menahan slip yang tidak terlalu baik, dan dapat dimungkinkan terjadi wheel-spin.
b.    Limited-slip differential tipe clutch
Limited-slip differential tipe ini bereaksi terhadap torsi dari propeller shaft. Semakin cepat perputarannya, maka semakin keras penekanan kopling (clutch) pada differential. Kemampuan Limited-slip differential tipe clutch untuk menahan slip cukup baik, karena ketika melakukan oversteer, sistem ini bekerja pada torsi dan kecepatan. Dan untuk drifting, Limited-slip differential yang direkomendasikan adalah jenis ini karena kemampuannya untuk men-sense torsi dan kecepatan. Kelemahannya Limited-slip differential tipe ini terletak pada perawatannya akibat kopling yang akan cepat aus.
c.    Limited-slip differential tipe gearing (torsen differential)
Limited-slip differential tipe ini sangat kuat untuk menahan slip dan bebas perawatan. Limited-slip differential tipe ini sangat bergantung pada torsi, bukan kecepatan tiap as roda. Keunggulan Limited-slip differential tipe gearing yang tidak dimiliki oleh Limited-slip differential tipe clutch adalah bisa dipakai untuk mengatur torsi antara as roda depan dan as roda belakang pada mobil-mobil 4WD.
Limited-slip differential tipe gear merupakan perpaduan dua fungsi utama differential, yang dimaksudkan supaya differential dapat bekerja secara optimal. Berupa penghantaran tenaga dari engine menuju ke kedua axle, dan perbedaan putaran dari kedua axle saat terjadi perbedaan traksi. Perpaduan ini memungkinkan peningkatan jumlah torsi yang dapat disampaikan oleh axle dalam semua kondisi traksi, tanpa terlalu membatasi diferensiasi. Diferensiasi diperlukan untuk mengakomodasi kecepatan rotasi yang berbeda antara axle kendaraan saat berbelok dan perbedaan putaran antar roda.
Karakteristik yang terdapat dalam torsen diferensial lebih dibandingkan dengan karakteristik penyaluran tenaga yang terdapat pada differensial konvensional. Axle penggerak pada differential konfensional  terkait dengan bevel gear set yang dirancang untuk membagi torsi sama antar axle penggerak (Rochester, 1988). Pengaturan ini tidak akan mendukung perbedaan torsi antar axle penggerak, dan sebagai akibatnya hambatan diferensiasi yang dihasilkan sangat kecil.
Sebagai contoh, bila salah satu roda kehilangan traksi, penyaluran torsi pada axle yang satunya tidak maksimal sehingga terjadi wheel-spin pada roda yang mendapat traksi lebih kecil. Ini adalah masalah yang sering terjadi pada differential konvensional. Maka dari itu torsen differential digunakan untuk meminimalisir terjadinya kelebihan torsi pada axle yang mendapat traksi lebih kecil, dan menyalurkan torsi pada axle yang mendapat traksi lebih besar sesuai dengan pengaturan invex gear.
Limited-slip differential tipe gear dapat membagi torsi keluaran yang berbeda antar roda karena memiliki susunan dan komponen yang berbeda dengan differential konvensional. Limited-slip differential tipe gear tersusun dari komponen-komponen berupa ring gear, flanged body, side gear, pinion, dan cover yang tersusun seperti gambar di bawah ini.
                                      
Gambar 1. Bagian-bagian torsen differential (Rochester, 1999)
Limited-slip differential tipe gear bekerja seperti differential pada umumnya tetapi dapat mengunci jika torsi ketidakseimbangan terjadi, rasio torsi maksimum ketidakseimbangan yang ditetapkan oleh Torque Bias Ratio (TBR). Ketika Torsen mempunyai perbandingan TBR 3:1, berarti bahwa satu sisi differential mendapat torsi sampai 75% sementara sisi lain hanya mendapat torsi 25% dari torsi diterapkan. Saat kondisi percepatan traksi tidak sama, axle yang mendapat traksi lebih besar akan mendapat torsi yang lebih besar sehingga tidak akan terjadi wheel-spin.
Ketika perbedaan traksi melebihi TBR, sisi axle yang lebih lambat akan menerima torsi dari sisi axle yang lebih cepat dikalikan dengan TBR, torsi tambahan yang tersisa disalurkan menuju axle yang lebih cepat dari sisi differential (Wikipedia, 2010). Pada gambar di bawah ini diperlihatkan kerja torsen differential saat kedua axle mendapat traksi yang sama dan saat kedua axle mendapat traksi yang berbeda.
 
Gambar 2. Cara kerja torsen differential (Rochester, 1999)
             5.     Poros penggerak roda
Poros penggerak roda berfungsi untuk meneruskan putaran dan tenaga dari differential menuju ke roda. Poros penggerak roda disamping meneruskan tenaga, juga berfungsi untuk memikul beban kendaraan. Terdapat dua jenis utama poros penggerak roda yaitu poros memikul dan poros melayang (Toyota Astra Motor, 1995).
a.       Poros tipe memikul yaitu tipe full floating, tipe semi- floating, dan tipe ¾ floating.
1)      Tipe full floating
Konstruksi poros roda tipe ini berupa bearing teretak diantara axle housing dan wheel hub. Karena beban keseluruhan kendaraan dipikul oleh axle housing pada tipe ini, maka axle hanya diperlukan untuk memutarkan roda. Poros penggerak tipe full floating ini biasa digunakan pada kendaraan berat, karena poros roda tidak mendapat beban yang berlebihan.
2)      Tipe semi floating
Poros penggerak tipe ini bearing terpasang antara axle housing dan poros axle dan roda terpasang langsung pada poros. Poros dibutuhkan untuk menyangga seluruh berat kendaraan dan juga beban kendaraan saat berbelok. Poros penggerak tipe ini konstruksinya sederhana sehingga banyak digunakan pada kendaraan penumpang.
3)      Tipe ¾ floating
Pada tipe ini antara axle housing dan wheel hub dipasang menyatu dan roda terpasang langsung pada poros. Sebagian besar berat kendaraan ditahan oleh housing kecuali saat belok terdapat beban pada poros axle.
b.      Poros tipe melayang yaitu constant velocity joint (cv joint)
Constant velocity joint atau sering disebut CV joint merupakan poros yang digunakan untuk mentransfer daya dari differential menuju roda yang dapat dibelokan dengan sudut yang fleksibel dengan kecepatan konstan (Wikipedia, 2010). CV joint dibutuhkan untuk mengarahkan roda saat suspensi bergerak ke atas dan ke bawah. CV Joint  biasa diaplikasikan pada kendaraan dengan penggerak roda depan (front wheel drive), 4 wheel drive, dan penggerak roda belakang (rear wheel drive) dengan suspensi independent.
Ada dua jenis CV Joint yang umum digunakan pada kendaraan, yaitu (Toyota Astra Motor, 1995) :
a.    CV Joint jenis birfield
CV Joint yang terdapat pada gambar di bawah ini merupakan CV Joint jenis birfield. CV Joint jenis ini komponen utama yang digunakan adalah roller ball berjumlah enam, cage sebagai pembatas pergeseran roller ball, dan  inner race sebagai tempat roller ball berputar. Susunan komponen yang terdapat pada CV Joint di perlihatkan pada gambar di bawah ini.
Gambar 3. CV Joint jenis birfield

b.    CV Joint jenis tripod
CV joint yang terdapat pada gambar di bawah ini merupakan CV Joint jenis Tripod. CV Joint jenis ini mempunyai komponen utama berupa roller groove sebagai rumah roller, snap ring sebagai pengunci roller, roller sebagai pemutar dan penentu belokan, dan spider untuk tempat roller berputar. Susunan komponen CV Joint jenis Tripod diperjelas dengan gambar yang terdapat di bawah ini.
 
 Sepak bola
Sepak bola adalah salah satu olahraga yang sangat populer di dunia. Dalam pertandingan, olahraga ini dimainkan oleh dua kelompok berlawanan yang masing-masing berjuang untuk memasukkan bola ke gawang kelompok lawan. Masing-masing kelompok beranggotakan sebelas pemain, dan karenanya kelompok tersebut juga dinamakan kesebelasan.
Peraturan sepak bola
Peraturan resmi permainan sepak bola (Laws of the Game) Peraturan resmi sepak bola adalah:
• Peraturan 1: lapangan sepak bola
• Peraturan 2: Bola Sepak bola
• Peraturan 3: Jumlah Pemain
• Peraturan 4: Peralatan Pemain
• Peraturan 5: Wasit
• Peraturan 6: Asisten wasit
• Peraturan 7: Lama Permainan
• Peraturan 8: Memulai dan Memulai Kembali Permainan
• Peraturan 9: Bola Keluar dan di Dalam Lapangan
• Peraturan 10: Cara Mendapatkan Angka
• Peraturan 11: Offside
• Peraturan 12: Pelanggaran
• Peraturan 13: Tendangan Bebas
• Peraturan 14: Tendangan penalti
• Peraturan 15: Lemparan Dalam
• Peraturan 16: Tendangan Gawang
• Peraturan 17: Tendangan
1. Elemen contoh 2
2. Elemen contoh 3 Sudut
Selain peraturan-peraturan di atas, keputusan-keputusan Badan Asosiasi Sepak bola Internasional (IFAB) lainnya turut menambah peraturan dalam sepak bola. Peraturan-peraturan lengkapnya dapat ditemukan di situs web FIFA.
Tujuan permainan
Dua tim yang masing-masing terdiri dari 11 orang bertarung untuk memasukkan sebuah bola bundar ke gawang lawan (“mencetak gol”). Tim yang mencetak lebih banyak gol adalah sang pemenang (biasanya dalam jangka waktu 90 menit, tetapi ada cara lainnya untuk menentukan pemenang jika hasilnya seri). akan diadakan pertambahan waktu 2x 15 menit dan apabila dalam pertambahan waktu hasilnya masih seri akan diadakan adu penalty yang setiap timnya akan diberikan lima kali kesempatan untuk menendang bola ke arah gawang dari titik penalty yang berada di dalam daerah kiper hingga hasilnya bisa ditentukan. Peraturan terpenting dalam mencapai tujuan ini adalah para pemain (kecuali penjaga gawang) tidak boleh menyentuh bola dengan tangan mereka selama masih dalam permainan.
Taktik Permainan
Taktik yang biasa dipakai oleh klub-klub sepak bola adalah sebagai berikut:
1. 4-4-2 (klasik: empat skipper)
2. 4-4-2 (dengan dua sayap)
3. 4-4-1-1
4. 4-2-4
5. 4-3-2-1
6. 4-3-1-2
7. 4-5-1
8. 4-3-3
9. 4-2-3-1
10. 4-3-3
11. 4-1-4-1
12. 3-4-3
13. 3-5-2 dengan libero
14. 3-5-2 tanpa libero
15. 3-6-1
16. 5-4-1
Taktik yang dipakai oleh sebuah tim selalu berubah tergantung dari kondisi yang terjadi selama permainan berlangsung. Pada intinya ada tiga taktik yang digunakan yaitu; Bertahan, Menyerang, dan Normal.
Ofisial
Sebuah pertandingan diperintah oleh seorang wasit yang mempunyai “wewenang penuh untuk menjalankan pertandingan sesuai Peraturan Permainan dalam suatu pertandingan yang telah diutuskan kepadanya” (Peraturan 5), dan keputusan-keputusan pertandingan yang dikeluarkannya dianggap sudah final. Sang wasit dibantu oleh dua orang asisten wasit (dulu dipanggil hakim/penjaga garis). Dalam banyak pertandingan wasit juga dibantu seorang ofisial keempat yang dapat menggantikan seorang ofisial lainnya jika diperlukan.selain itu juga mereka membutuhkan alat-alat untuk membantu jalannya petandingan seperti:
1. papan pengganti pemain
2. meja dan kursi
Tim
Setiap tim maksimal memiliki sebelas pemain, salah satunya haruslah penjaga gawang. Kadang-kadang ada peraturan kejuaraan yang mengharuskan jumlah minimum pemain dalam sebuah tim (biasanya delapan).
Sang penjaga gawang diperbolehkan untuk mengambil bola dengan tangan atau lengannya di dalam kotak penalti di depan gawangnya.
Pemain lainnya dalam kedua tim dilarang untuk memegang bola dengan tangan atau lengan mereka ketika bola masih dalam permainan, namun boleh menggunakan bagian tubuh lainnya. Pengecualian terhadap peraturan ini berlaku ketika bola ditendang keluar melewati garis dan lemparan dalam dilakukan untuk mengembalikan bola ke dalam permainan.
Sejumlah pemain (jumlahnya berbeda tergantung liga dan negara) dapat digantikan oleh pemain cadangan pada masa permainan. Alasan umum digantikannya seorang pemain termasuk cedera, keletihan, kekurangefektifan, perubahan taktik, atau untuk membuang sedikit waktu pada akhir sebuah pertandingan. Dalam pertandingan standar, pemain yang telah diganti tidak boleh kembali bermain dalam pertandingan tersebut.
Lapangan permainan Ukuran lapangan standar
Lapangan yang digunakan biasanya adalah lapangan rumput yang berbentuk persegi empat. Dengan panjang 100-110 meter dan lebar 64-75 meter. Pada kedua sisi pendek, terdapat gawang sebesar 24 x 8 kaki, atau 7,32 x 2,44 meter.
Lama permainan
Lama permainan sepak bola normal adalah 2×45 menit, ditambah istirahat selama 15 menit (kadang-kadang 10 menit). Jika kedudukan sama imbang, maka diadakan perpanjangan waktu selama 2×15 menit, hingga didapat pemenang, namun jika sama kuat maka diadakan adu penalti.
Lama permainan standar
Sebuah pertandingan dewasa yang standar terdiri dari dua babak yang masing-masing sepanjang 45 menit. Umumnya terdapat masa istirahat 15 menit di antara kedua babak tersebut.
Perpanjangan waktu dan adu penalti
Kebanyakan pertandingan biasanya berakhir setelah kedua babak tersebut, dengan sebuah tim memenangkan pertandingan atau berakhir seri. Meskipun begitu, beberapa pertandingan, terutamanya yang memerlukan pemenang mengadakan babak tambahan yang disebut perpanjangan waktu kala pertandingan berakhir imbang: dua babak yang masing-masing sepanjang 15 menit dimainkan. Hingga belum lama ini, IFAB telah mencoba menggunakan beberapa bentuk dari sistem ‘sudden death’, namun mereka kini telah tidak digunakan.
Jika hasilnya masih imbang setelah perpanjangan waktu, beberapa kejuaraan mempergunakan adu penalti untuk menentukan sang pemenang. Ada juga kejuaraan lainnya yang mengharuskan pertandingan tersebut untuk diulangi.
Perlu diperhatikan bahwa gol yang dicetak sewaktu babak perpanjangan waktu ikut dihitung ke dalam hasil akhir, berbeda dari gol yang dihasilkan dari titik penalti yang hanya digunakan untuk menentukan pemenang pertandingan.
Wasit sebagai pengukur waktu resmi
Wasit yang memimpin pertandingan sejumlah 1 orang dan dibantu 2 orang sebagai hakim garis. Kemudian dibantu wasit cadangan yang membantu apabila terjadi pergantian pemain dan mengumumkan tambahan waktu. Pada Piala Dunia 2006, digunakan ofisial ke-lima.
Percobaan penggunaan gol emas dan gol perak
Lihat: Gol perak; Gol emas.
Pada akhir 1990-an, IFAB mencoba membuat pertandingan lebih mungkin berakhir tanpa memerlukan adu penalti, yang sering dianggap sebagai cara yang kurang tepat untuk mengakhiri pertandingan.
Contohnya adalah sistem gol perak yang mengakhiri pertandingan jika sebuah gol dicetak pada perpanjangan waktu pertama, dan gol emas yang mengakhiri pertandingan jika sebuah gol dicetak pada perpanjangan waktu kedua.
Kedua sistem ini telah dihentikan oleh IFAB.
Kejuaraan internasional besar
Kejuaraan internasional terbesar di sepak bola ialah Piala Dunia yang diselenggarakan oleh Fédération Internationale de Football Association. Piala Dunia diadakan setiap empat tahun sekali. Lebih dari 190 timnas bertanding di turnamen kualifikasi regional untuk sebuah tempat di babak final. Turnamen babak final yang berlangsung selama empat minggu kini melibatkan 32 timnas (naik dari 24 pada tahun 1998).
Kejuaraan internasional yang besar di setiap benua adalah:
• Eropa: Piala Eropa atau dikenal dengan nama Euro
• Amerika Selatan: Copa América
• Afrika: Piala Afrika
• Asia: Piala Asia
• Amerika Utara: Piala Emas CONCACAF
• Oseania: Piala Oseania
Ajang tingkat klub terbesar di Eropa adalah Liga Champions, sementara di Amerika Selatan adalah Copa Libertadores. Di Asia, Liga Champions Asia adalah turnamen tingkat klub terbesar.
Sepak bola sudah dimainkan di Olimpiade sejak tahun 1900. (kecuali pada Olimpiade tahun 1932 di Los Angeles). Awalnya ini hanya untuk pemain-pemain amatir saja, namun sejak Olimpiade Los Angeles 1984 pemain profesional juga mulai ikut bermain, disertai peraturan yang mencegah negara-negara daripada memainkan tim terkuat mereka. Pada saat ini, turnamen Olimpiade untuk pria merupakan turnamen U-23 yang boleh ditamnbahi beberapa pemain di atas umur. Akibatnya, turnamen ini tidak mempunyai kepentingan internasional dan prestise yang sama dengan Piala Dunia, atau bahkan dengan Euro, Copa America atau Piala Afrika.
Sebaliknya, turnamen Olimpiade untuk wanita membawa prestise yang hampir sama seperti Piala Dunia Wanita FIFA; turnamen tersebut dimainkan oleh tim-tim internasional yang lengkap tanpa batasan umur.