Ikatan logam adalah ikatan kimia yang
terbentuk akibat penggunaan bersama elektron-elektron valensi antar
atom-atom logam. Senyawa yang terbentuk hasil dari ikatan logam
dinamakan logam (jika semua atom adalah sama). Misalnya:Dalam logam tembaga, atom tembaga dikelilingi 12 atom tembaga ( yang berikatan) atau aloi (jika terdapat atom-atom yang berbeda) misalnya atom logam Be dan Cu membentuk baja.
logam aloi
Pembentukan Ikatan Logam
Logam memiliki sedikit elektron valensi
dan memiliki elektronegativitas yang rendah. Semua jenis logam cenderung
melepaskan elektron terluarnya sehingga membentuk ion-ion
positif/atom-atom positif/kation logam.
Kulit terluar unsur logam relatif longgar
(terdapat banyak tempat kosong) sehingga elektron terdelokalisasi,
yaitu suatu keadaan dimana elektron valensi tidak tetap posisinya pada
suatu atom, tetapi senantiasa berpindah pindah dari satu atom ke atom
lainnya.
Elektron valensi logam bergerak dengan
sangat cepat mengitari intinya dan berbaur dengan elektron valensi yang
lain dalam ikatan logam tersebut sehingga menyerupai “awan” atau
“lautan” yang membungkus ion-ion positif di dalamnya. Elektron bebas
dalam orbit ini bertindak sebagai perekat atau lem. Kation logam yang
berdekatan satu sama lain saling tarik menarik dengan adanya elektron
bebas sebagai ”lemnya”.
Ikatan Logam Beberapa Unsur
Ikatan Logam Natrium
Logam cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi sehingga memberikan kesan kuatnya ikatan yang terjadi antara atom-atomnya. Secara rata-rata logam seperti natrium (titik leleh 97.8°C) meleleh pada suhu yang sangat jauh lebih tinggi dibanding unsur (neon) yang mendahuluinya pada tabel periodik.
Ikatan Logam Natrium
Logam cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi sehingga memberikan kesan kuatnya ikatan yang terjadi antara atom-atomnya. Secara rata-rata logam seperti natrium (titik leleh 97.8°C) meleleh pada suhu yang sangat jauh lebih tinggi dibanding unsur (neon) yang mendahuluinya pada tabel periodik.
Natrium
memiliki struktur elektronik 1s2 2s2 2p6 3s1. Tiap atom Natrium
tersentuh oleh delapan atom natrium yang lainnya dan terjadi pembagian
(sharing) antara atom tengah dan orbital 3s di semua delapan atom yang
lain. Dan tiap atom yang delapan ini disentuh oleh delapan atom natrium
lainya secara terus menerus hingga diperoleh seluruh atom dalam
bongkahan natrium. Semua orbital 3s dalam semua atom saling tumpang
tindih untuk memberikan orbital molekul dalam jumlah yang sangat banyak
yang memeperluas keseluruhan tiap bagian logam. Terdapat jumlah orbital
molekul yang sangat banyak, tentunya, karena tiap orbital hanya dapat
menarik dua elektron.
Elektron dapat bergerak dengan leluasa
diantara orbital-orbital molekul tersebut, dan karena itu tiap elektron
menjadi terlepas dari atom induknya. Elektron tersebut disebut terdelokalisasi. Logam terikat bersamaan melalui kekuatan daya tarik yang kuat antara inti positif dengan elektron yang terdelokalisasi.
Ikatan Logam Magnesium
Ikatan logam magnesium lebih kuat dan titik leleh juga lebih tinggi. Magnesium memiliki struktur elektronik terluar 3s2.
Diantara elektro-elektronnya terjadi delokalisasi, karena itu “lautan”
yang ada memiliki kerapatan dua kali lipat daripada yang terdapat pada
natrium. Sisa “ion” juga memiliki muatan dua kali lipat dan tentunya
akan terjadi dayatarik yang lebih banyak antara “ion” dan “lautan”.
Atom-atom magnesium memiliki jari-jari yang sedikit lebih kecil
dibandingkan atom-atom natrium dan karena itu elektron yang
terdelokalisasi lebih dekat ke inti. Tiap atom magnesium juga memiliki
12 atom terdekat dibandingkan delapan yang dimiliki natrium.
Faktor-faktor inilah yang meningkatkan kekuatan ikatan secara lebih
lanjut.
Ikatan Logam pada Unsur Transisi
Logam transisi cenderung memiliki titik
leleh dan titik didih yang tinggi. Alasannya adalah logam transisi dapat
melibatkan elektron 3d yang ada dalam kondisi delokalisasi seperti
elektron pada 4s. Lebih banyak elektron yang dapat kamu libatkan,
kecenderungan daya tarik yang lebih kuat.
Ikatan Logam pada Leburan Logam
Pada leburan logam, ikatan logam tetap
ada, meskipun susunan strukturnya telah rusak. Ikatan logam tidak
sepernuhnya putus sampai logam mendidih. Hal ini berarti bahwa titik
didih merupakan penunjuk kekuatan ikatan logam dibandingkan dengan titik
leleh. Pada saat meleleh, ikatan menjadi longgar tetapi tidak putus
Sifat fisis logam
Sifat fisis logam ditentukan oleh ikatan
logamnya yang kuat, strukturnya yang rapat, dan keberadaan
elektron-elektron bebas. Beberapa sifat fisis logam yang penting:
Berupa padatan pada suhu ruang
Atom-atom logam bergabung oleh ikatan
logam yang sangat kuat membentuk struktur kristal yang rapat. Hal ini
menyebabkan atom-atom tidak memiliki kebebasan bergerak seperti halnya
pada zat cair (pengecualiannya adalah Hg).
Bersifat keras tetapi lentur/tidak mudah patah jika ditempa
Ikatan
logam yang kuat dan struktur logam yang rapat menyebabkan logam
bersifat kuat, keras, dan rapat. Akan tetapi. Adanya elektron-elektron
bebas menyebabkan logam bersifat lentur/tidak mudah patah. Hal ini
dikarenakan sewaktu logam dikenakan gaya luar, maka elektron-elektron
bebas akan berpindah mengikuti ion-ion positif yang bergeser. Kemudian,
berikatan lagi dengan atom yang berada di sampingnya. Oleh karena itu,
logam dapat ditempa, dibengkokkan, atau dibentuk sesuai keinginan.
Mempunyai titik leleh dan titik didih yang tinggi
Hal ini dikarenakan atom-atom logam
terikat oleh ikatan logam yang kuat. Untuk mengatasi ikatan tersebut,
diperlukan energi dalam jumlah yang besar.
Menghantarkan listrik dengan baik
Di
dalam ikatan logam, terdapat elektron-elektron bebas yang dapat membawa
muatan listrik. Jika diberi suatu beda tegangan, maka elektron-elektron
ini akan bergerak dari kutub negatif menjadi kutub positif.
Menghantarkan panas dengan baik
Elektron-elektron
yang bergerak bebas di dalam kristal logam memiliki energi kinetik.
Jika dipanaskan, elektron-elektron akan memperoleh energi kinetik yang
cukup untuk dapat bergerak/bervibrasi dengan cepat. Dalam pergerakannya,
elektron-elektron tersebut akan bertumbukkan dengan elektron-elektron
lainnya. Hal ini menyebabkan terjadinya transfer energi dari bagian
bersuhu tingi ke bagian bersuhu rendah.
Mempunyai permukaan yang mengkilap
Di dalam ikatan logam, terdapat
elektron-elektron bebas. Sewaktu cahaya jatuh pada permukaan logam, maka
elektron-elektron bebas akan menyerap energi cahaya tersebut.
Elektron-elektron akan melepas kembali energi tersebut dalam bentuk
radiasi elektromagnetik dengan frekuensi yang sama dengan frekuensi
cahaya awal. Oleh karena frekuensinya sama, maka kita melihatnyta
sebagai pantulan cahaya yang datang. Pantulan cahaya tersebut memberikan
permukaan logam tampak mengkilap.
Memberikan efek fotolistrik dan efek termionik
Apabila
elektron bebas pada ikatan logam memperoleh energi yang cukup dari
luar, maka elektron tersebut dapat lepas dari logam. Elektron tersebut
dapat ditarik keluar oleh suatu beda potensial positif. Jika energi yang
diperoleh elektron bebas berasal dari berkas cahaya, maka fenomena
pelepasan elektron dari logam disebut efek fotolistrik. Sedangkan jika
energi tersebut berasal dari pemanasan, maka disebut efek
termionik.Contoh gambar ikatan logam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar